Bersedia Menerima, Bersedia Kehilangan
Devina Margareth Limantara
October 19, 2013
2 Comments
Ketika
kamu bersedia menerima seseorang atau suatu hal dalam hidupmu, maka begitu juga
kamu harus siap kehilangan seseorang atau suatu hal tersebut, seperti kata
pepatah “Dimana ada pertemuan pasti ada perpisahan.” Kita hanya diberi kesempatan dan diberi
titipan oleh Tuhan. Oleh karena itu sebisa mungkin kita harus memanfaatkan
waktu dan kesempatan yang ada, karena kita tidak tahu apa yang terjadi
kedepannya. Tuhan yang berkehendak, kita sebagai umatNya hanya bisa berencana.
Kalau kita pasti berkeinginan agar apa yang telah kita miliki akan selamanya
bersama kita. Namun itu hanya keinginan kita, realitasnya adalah semua yang ada
di dunia ini adalah milik Tuhan. Begitupun dengan kita, kita adalah milik Tuhan
dan Tuhan berhak menentukan sampai kapan batas waktu yang Tuhan berikan kepada
kita untuk menikmati hidup di dunia.
Memafaatkan
kesempatan dan waktu adalah satu-satunya cara agar kita bisa menikmati
kehidupan ini. Tuhan memberi kita banyak kemudahan namun kita sendiri yang
mempersulit keadaan. Tuhan memberi kita rancangan yang indah namun kita tidak
bersedia menunggu saatnya tiba. Tuhan memberi apa yang kita butuhkan, bukan
yang kita inginkan. Tuhan memberi ampun serta rahmatNya pada kita, namun apa
pernah kita selalu bersyukur atas segala yang telah Tuhan berikan pada kita
baik dalam perkara kecil maupun besar. Tuhan itu sangat menyayangi kita, namun
kita yang kurang menyadari dan selalu saja mengeluh terhadap pemberianNya.
Kehadiran
seseorang terkadang tanpa kita sadari memberi makna dalam hidup kita. Manusia
tidak ada yang sempurna. Selalu ada kelemahan dan kelebihannya. Belum tentu
orang cantik atau tampan memiliki hati yang secantik dan setampan wajahnya.
Begitu pula sebaliknya, belum tentu orang yang memiliki wajah biasa-biasa saja
memiliki hati yang biasa, bisa terjadi orang tersebut malah memiliki hati yang
cantik atau tampan. Kita tidak bisa mengukur suatu hal hanya dari penampilan
dan angka. Ukuran yang sesuai adalah dimana kita bisa menempatkan diri dan
berusaha menjadi yang terbaik dari yang terbaik. Ketika kita tidak menyukai
seseorang dan menjadikan kita menjauhi orang tersebut dengan alasan tertentu,
tanpa kita sadari orang itu telah memiliki letak dalam kehidupan kita. Ketika
kita kehilangan orang tersebut barulah kita menyadari pentingnya orang
tersebut.
Kita
bersedia menerima kehadiran berarti kita juga harus bersedia kehilangan karena
semua yang ada di dunia ini hanya milik Tuhan dan apapun resikonya, seberapa
besar kasih sayang kita, seberapa besar ketidak sukaan kita semuanya akan
berakhir pada kembalinya hal tersebut kepada Sang Pencipta. Kita diciptakan untuk
saling melengkapi. Ketika kita memiliki konflik dengan seseorang, bukan berarti
kita harus membenci orang itu. Justru ketika suatu saat kita kehilangan orang
tersebut maka akan terasa bahwa orang tersebut berarti bagi kita. Bisa saja
karna konflik yang terjadi dengan orang tersebut membuat kita semakin dewasa
dalam mengambil sikap dan melihat realitas yang ada. Oleh sebab itu, sebelum
terlambat dan tidak berguna menyesali sesuatu yang telah terjadi maka cintailah
dan hargailah segala yang ada dalam kehidupan kita sekecil apapun bentuknya,
seburuk apapun rupanya, dan serendah apapun hasilnya kita harus mensyukuri dan
mencintai apa yang telah diberikan Tuhan. Dengan begitu ketika saatnya tiba, kita
yang bersedia menerima sudah siap untuk kehilangan.